Natal terindah untukku

Mohon maaf sebelumnya, kepada seluruh pembaca blog ini atas cerita yang akan saya posting yang bertemakan natal dan tentunya bernuansa Kristiani. Maaf jika cerita kali ini tidak ada hubungannya dengan nama blog yang saya buat.

Natal terindah untukku
Disebuah kota di Jepang ada seorang anak pengidap Leukimia stadium lanjut. Sejak lahir dia sudah mengidap penyakit tersebut, Dokter memvonis kanker itu tidak dapat disembuhkan dan akan berujung pada kematian. Ibu dan kakak anak ini pun tidak mau mengakui bahwa anak ini adalah anggota keluarga mereka. Karena penyakit yang ia derita. Hanya sang ayahlah yang terus mendukungnya dalam hal apapun. Dia juga tidak pernah mendendami Ibu dan keenam kakaknya

"Pagi Tuhan, tidak terasa sekarang sudah dua minggu menjelang ulang tahun-Mu. Aku juga sudah membeli hadiah untuk hari ulang tahun-Mu nanti, kuharap Kau suka akan hadiah yang akan ku berikan. Tuhan, semalam kakakku Doe menendangku, disini diperut sebelah kiriku. Tuhan tolong jangan hukum dia, dia tidak sadar. Kau tahukan Tuhan apa kebiasaanya, dia juga harus membiayai pengobatanku jadi mungkin saja dia stress karena hal itu. Ampunia ibuku juga yang sering memakai uang belanja dari ayahku untuk membayar berbagai cicilan. Pengeluaran keluargaku sangat banyak akibat penyakit yang aku derita jadi mau tidak mau ibuku melakukan hal itu. Terimakasih Tuhan Kau sudah memberikan seorang ayah yang hebat yang mau menudkungku setiap saat. Terimakasih juga Kau telah memberikan umur panjang kepadaku padahal Dokter bilang umurku sisa tiga bulan lagi. Dan sekarang sudah empat bulan semenjak Dokter mengatakan hal itu, tapi sekarang aku baik- baik saja. Itu semua berkat Kau Tuhan." Itulah yang sering diucapkan Daka sebelum tidurnya.

Semua kakaknya beranggapan bahwa dia adalah anak pembawa sial dalam keluarga mereka

"Daka tolong ambilkan sepatuku cepat!!" Teriak salah seorang kakak Daka yang bernama Yoshi.

"Iya kak," Jawab Daka dengan senyumnya yang menyayat hati.

Tak berapa lama Daka pun kembali membawa sepatu yang dimaksudkan Yoshi. Tapi tanpa sengaja Daka tersandung dan sepatu yang dibawa jatuh ke rok milik Yoshi.

"Dasah bodoh!! Karena kau tidak berhati-hati rokku menjadi kotor!!" Maki Yoshi kepada Daka sambil mendororng tubuh kecil Daka hingga terbentur tembok.

"Sudah tahu kalau dia bodoh masih saja kau menyuruhnya." timpal kakak Daka yang bernama Ino.

Yoshi pun datang menghampiri Daka yang masih terduduk lesu. Dengan kasar Yoshi mengangkat dagu Daka

"Hei bodoh!! Kau tahu, dimalam Natal keinginanku adalah kematianmu. Jika kau tetap hidup kau hanya merepotkan keluarga ini saja tahu!!" Bentak Yoshi

"Sudahlah cepat nanti kita terlambat." Balas kakak Daka yang bernama Hoshi

Kakak Daka pun berangkat sekolah tinggallah Daka dirumah itu seorang diri.

"Tuhan ampuni mereka. Mereka tidak mengerti arti Kasih Kristus sebenarnya. Maafkan aku juga Tuhan, yang tidak mampu memberitahu mereka akan hal itu. Aku tidak punya keberanian Tuhan. Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk mereka.Yang dapat aku lakukan hanyalah memaafkan mereka. Tuhan, empat hari lagi, aku jadi tidak sabar. Tuhan ada sesuatu yang mnegganjal hatiku, aku, aku mau hadiah Natal terindah dari-Mu. Tapi, tapi aku hanya minta satu kali ini saja. Setelah itu aku berjanji aku tidak akan meminta apapun lagi dari-Muselain ini. Aku inginseperti kak Yoshi, yang bisa merasakan hagatnya pengkuan Ibu. O... Iya Tuhan, kenapa ya, aku merasakan lelah yang luar biasa entah kenapa." Daka pun mengakhiri doanya.

"Anak itu, umurnya baru 9 tahun tapi dia sangat dekat dengan Tuhan. Aku jadi tidak tega." Ujar pria tua beruban yang sedari tadi memperhatikan Daka berdoa.

"Tapi sayang, ibu dan keenam kakaknya tidak menyukainya padahal dia anak yang baik. Sebuah anug'rah terindah dari Tuhan jika bisa beruntung mempunyai anak seperti dia." Lanjut pria tua itu yang ternyata adalah pastor digereja itu.

"Maaf Bapa siapa? Saya belum pernah melihat Bapa sebelumnya." Tanya Daka kepada pastor itu.

"Apa benar kau Mitsunee Daka mura?? Aku pastor baru digereja ini. Perkenalkan namaku Yukimaroo Zebaotta, kau boleh memanggilku pastor Zebaot." Jawab pria tua itu disambut senyum yang ramah darinya.

"Benar itu namaku. Dan Bapa darimana kau tahu namaku??" Tanya Daka dengan wajah polosnya. 

"Ketika kau masih kecil aku yang mengusulkan nama itu kepada ayahmu."

"Bapa aku ingin pamit pulang. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan. Maaf meninggalkan Bapa. Permisi." Pamit Daka kepada pastor itu.

Kaki kaki kecil daka pun berjalan menuju rumahnya pandangan matanya kosong seakan pergi jauh dari tubuh dan raganya. Perlahan butiran lembut salju turun membuat sebagian pulau Hokkaido menjadi berwarna putih.

"Malam Natal rupanya." Gumam Daka pada dirinya sendiri.

"Aku harap ayah sudah pulang." Daka pun tersenyum dan mempercepat langkahnya.

Jalan jalan pun semakin sepi dan gemerlap Natal memenuhi tiap tiap pintu rumah. Hangatnya kebersamaan ditiap tiap rumah, canda dan tawa memenuhi tiap tiap rumah mengalahkan suasana sepi dan dingin yang memenuhi udara luar.

Daka sudah berada didepan pintu rumahnya, dia bahagia sekaligus takut. Dia bahagia karena hari ini dia dapat bertemu dengan ayahnya yan sudah selama lebih dari 1 bulan tidak bertemu dan menceritakan semua kejadian yang pernah dia alami selama sang ayah tidak ada dirumah. Dia takut karena, jika sang ayah belum pulang dan sekarang sudah pukul sepuluh malam maka habislah dia menghadapi ibu dan keenam kakak kakaknya

"Ibu, kak Tsoma menjahiliku." Teriak kakak Daka yang berumur 12 tahun. Ayure.

"Tsoma berhenti menjahili adikmu!!" terdengar suara pria yang amat dikenal Daka. 

Sebuah suara ayng amat ia rindu untuk didengar rindu untuk menemuinya.

"AYAH!!!" Teriak Daka dari luar rumah. ia pun berlari, tiba-tiba pintu dibuka. 

Sosok ibunyalah yang muncul, Daka pun mengurangi kecepatan berlarinya.Dipandanginyalah wajah sanga ibu, samar-samar terlihat wajah ibunya bersinar memantulkan cahaya bulan, pentulan dari matanya yang berair. ' Ibu menangis?? Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi tadi??'  bisik Daka dalam hatinya.

"Kemarilah anakku." Ujar sang ibu lembut. ' Dia memanggilku anakku dengan kalimat yang teramat lembut?? Inikah hadiah Natal dari-Mu Tuhan??' Daka pun menghampiri sang ibu

"I-Ibu.." Panggil Daka dengansuara yang amat kecil namun tetap dapat didengar oleh ibunya.

Dipeluknyalah Daka dengan seerat-eratnya seakan ia tidak mau melepas anaknya lagi. Semua kakak Daka pun berkumpul Ama, Tsoma, Hoshi, Ino, Yoshi, Ayure, semua, keenam kakak Daka pun berkumpul.

"Daka maafkan kami yang suka menyakitimu. Terutama aku yang terlalu keras padamu." Yoshi pun membuka pembicaraan.

"Maafkan aku juga yang selalu acuh tak acuh kepadamu." Sambung Hoshi 

"Maafkan aku juga yang sering mengejekmu didepan teman-temanku." Tukas Ino.

"Maafkan aku juga yang tidak mampu membelamu disaat yang lain menginjak-injakmu." Sahut Ayure.

"Maafkan ibu juga Daka, yang terlalu pilih kasih sehingga tidak memperhatikan kondisimu." Seru ibu Daka.

"Baiklah kalau begitu acara tukar kado akan segera dimulai, sebaiknya kalian masuk."

"AYAH!!!" Daka pun langsung memeluk ayahnya yang sedari tadi memperhatikan kegiatan mereka.

''Daka kenapa kau tidak pernah bicara dari awal kalau kau sering diperlakukan kasar oleh kakakmu??" Tanya sang ayah khawatir

"Karena aku yakin mereka akan berubah. Tuhan juga pernah bilang kalau Dia tidak akan membiarkan umat-Nya jatuh tergeletak. Dan aku juga tahu semua kakak-kakakku memiliki Kasih Kristus dan suatu hari nanti mereka pasti berubah." Jelas Daka yang dapat membuat semua yang mendengarnya terkagum-kagum.

"Daka...'' Sang ayah pun mengecup puncak kepala Daka.

"Ibu, boleh aku minta hadiah Natal darimu??" Tanya Daka kepada Ibunya ditengah acara tukar kado.

"Tentu kau boleh meminta apa saja dariku. Anakku." Jawab sang ibu lembut dengan sebuah senyum ramah terukir dibibirnya.

"Aku lelah dan aku ingin tidur dipangkuanmu."

"Itu sajakah?" Tanya sang ibu menyakinkan.

Daka hanya mengangguk tanda mengiyakan. pertanyaan sang ibu.

"Baiklah." Ujar sang ibu mempersilahkan anaknya tidur dipangkuannya.

TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! TENG!! 

Jam pun berdentang dua belas kali menunjukkan pukul dua belas tepat tengan malam. Warna-warni kembang api pun mewarnai langit Jepang malam itu.

"I-Ibu, cairan apa itu yang keluar dari mulut dan hidung Daka??" Tanya Yoshi melihat cairan berwarna kecoklatan keluar dari mulut dan hidugn Daka.

"Inikan??! Daka bangun, Daka!! Ayo Daka bangun!!" Secara spontan Ibu Daka pun histeris.

"Ayo cepat bawa Daka kerumah sakit sebelum terlambat.!!" Ujar sang ayah.

Tiga jam sudah berada di ruang ICU. Tapi masih belum ada kabar dari pihak paramedis tentang keadaan Daka saat ini.Baik ibu Daka maupun kakak Daka semuanya hanya dapat terdiam memikirkan bagaimana kehidupan Daka selanjutnya.

Tak lama Dokter pun keluar dengan wajah bingung, sedih, takut, semua rasa itu membaur menjadi satu saat hendak mengatakan sebuah kenyataan pada keluarga Daka.

"Tuan Iruko ," Panggil sang dokter.

"Ya, apa yang terjadi dengan anak saya, dengan Daka?? Dia baik-baik saja 'kan dok'??" Sergah ayah Daka.

"Anak itu...."

"Saya kira dia sudah meninggal, tapi ternyata dia masih hidup. Semangat anak itu membuatnya mampu mengalahkan rasa sakitnya, dari luar tidak tampak bahwa dia sangat menderita. Tapi, saat ini di tidak mampu lagi melakukan apapun. Dan tadi saya mendengar bahwa Daka berkata 'Aku lelah Tuhan dan aku ingin tidur. Entah aku akan bangun atau tidak itu terserah pada kehendak-Mu.' itulah kata-kata terakhir Daka. Dan sekarang dia sedang tertidur, anda bisa menemuinya sekarang." Jelas Dokter itu.

Keluarga Daka pun berlari kedalam ruangan dimana Daka dirawat. Sekarang anak itu sedang tertidur, tidur dengan sebuah senyuman seakan-akan pederitaanya telah berkahir beberapa saat yang lalu.

"Daka,.." Sang ibu pun memeluk anaknya, disusul oleh suaminya dan anaknya yang lain.

Mata Daka mengerenyit beberapa saat mereasakan pelukkan sang ibunya, perlahan dan sangat berhati-hati Daka membuka kelopak matanya. Tak lama dia tersenyum, melihat siapa yang sedang mengelilinginya, semua orang yang ia sayangi datang.

"Daka, berjanjilah kau tidak akan meningkalkan ibu, ayah, dan kakak-kakakmu?? Berjanjilah anakku." Pinta sang ibu.

Daka memalingkan wajahnya melihat kearah jendela kamarnya, lebih tepatnya melihat sebuah pohon dimana ada sebuah sarang burung gereja. Disana Daka melihat induk burung itu tengah memberi makan anak-anaknya dengan paruh kecilnya. Setelah memberi makan anaknya itu ia kembali pergi terbang diudara bebas, kembali mencari makanan untuk anak-anaknya.

Daka tersenyum membayangkan kalau ia adalah induk burung itu yang dapat terbang bebas kemanapu ia mau termasuk ke langit tertinggi sekalipun, dan pergi dari rasa sakit yang menyiksanya selama ini.

"Aku ingin bebas" Gumamnya dengan suara yang sangat kecil dan hampir tak terdengar.

"Ya, Daka. Ya kau akan bebas dari apa yang kau alami sekarang ini, ibu dan ayah juga kakak-kakakmu yang lain sedang mencarikanmu donor sum-sum tulang belakang. Dan setelah kau mendapatkan donor itu kau akan sembuh dan bebas seperti yang kau mau Daka." Ujar sang ibu menyemangati anak bungsunya.

Perlahan Daka menggelengkan kepalanya, tanda ia tak setuju dengan pendapat sang ibu. Ia kembali memandangi langit diluar kamarnya, sebuah lengkungan kecil muncul diwajah pucatnya sebuah guratan lambang kebahagiaan terukir disana. Sebuah senyuman.

"Aku akan bahagia jika aku bersama Tuhan Yesus disana, aku tidak akan merasakan penderitaan lagi. Dari pada ibu membayar untuk operasiku yang mahal dan belum tentu aku akan sebuh total, lebih baik kau bangun sebuah Rumah Sakit dimana mereka yang datang akan sembuh tanpa harus membayar mahal. Jika tidak bisa mengapa tidak membangun Rumah Ibadah dimana setiap orang dapat memohon kesembuhan yang dapat memperbarui segalanya. Tanpa butuh bayaran yang mahal dan perjuangan, yang dapat diperoleh oleh dua kata. Doa dan Percaya," Jelas Daka kepada ibunya.

"Tapi aku idak mau kau pergi secepat ini Daka, memang selama ini aku tidak terlalu peduli akan kondisimu. Tapi tak seharusnya ibu dihukum seperti ini." Sang ibu tak lagi dapat membendung tangisnya.

"Ibu, Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk unutk umat-Nya. Percayalah, ibu. Dibalik kematianku nanti akan ada sebuah hal yang akan menutupi sakitnya kepergianku. dan itu jauh lebih baik dari ini." Daka pun menggerakkan tangannya walau terasa sekit dan mengelus pipi sang ibu yang basah karena air mata.


Perlahan Daka menurunkan tangannya dari wajah sang ibu, kembali ia menatap langit diluar kamarnya.

"Ibu, kali ini jangan menangis untukku." pinta terakhir Daka unutk sang ibu.

Sang ibu hanya dapat mengangguk meladeni permintaan sang anak.

Lima menit kemudian sang ibu berniat membangunkan anaknya karena sudah mendapat donor sumsum tulang belakang. Tapi sayang sudah terlambat Mitsunee Dakamura sudah pergi, benar apa yang dia katakan dia akan bebas dari penyakitnya dan akan bersama dengan Yesus dilangit yang cerah. Bukan karena donor sum-sum yang ia terima.

5 TAHUN KEMUDIAN

 "Daka, hari ini keinginanm sudah tercapai kami sudah membangun sebuah Rumah Sakit Kanker untuk mengenangmu. Didalam lingkungannya ada sebuah Gereja yang juga kami buat untuk mengenangmu. Berkat kau Daka, kami sekarang hidup dalam Kasih Kristus yang selama ini kau maksudkan. " Ujar ibu Daka saat hendak pergi dari makam Daka.

"JANGAN PERNAH MEMAKI MALAM YANG TIDAK TERANG SETERANG SIANG, TAPI BELAJARLAH UNTUK DAPAT MENJADI BULAN SAAT MALAM DATANG. JANGAN PERNAH MEMAKI PAYUNG YANG TIDAK DAPAT MELINDUNGI TUBUHMU DARI BASAHNYA HUJAN, TAPI BELAJARLAH UNTUK DAPAT TERSENYUM KARENA KEPALAMU MASIH KERING BERKAT PAYUNG ITU. MEMANG PAYUNG TAK DAPAT MENGHENTIKAN HUJAN, TAPI YAKINLAH DAPAT MEMBANTUMU MELINDUNGI SEBAGIAN TUBUHMU DARI BASAHNYA HUJAN. IMAN KEPADA YESUS MEMANG TIDAK AKAN MENGHENTIKAN MASALAH, TAPI PERCAYALAH ITU DAPAT MENGUATKAN KITA DISAAT YANG LAIN TIDAK MAU MENOPANG KITA."

SELAMAT HARI RAYA NATAL 2014 DAN TAHUN BARU 2015 DAMAI NATAL DAN KASIH KRISTUS SELALU MENYERTAI KALIAN HARI INI ESOK LUSA DAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA TUHAN YESUS DATANG KEMBALI.

DAMAI SEJAHTERA ALLAH YANG MELAMPAUI SEGALA AKAL, KASIH YESUS DALAM PERSEKUTUANNYA DENGAN ROH KUDUS ITU SENANTIASA MENYERTAI HIDUPMU HARI ESOK LUSA DAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA DAN SAMPAI MARANATHA TUHAN YESUS DATANG KEMBALI. AMIN.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

NYESEL, KARNA BEGINI SAMA ZENIUS GUE GAGAL SBMPTN!